Seorang Public Relation atau Humas memang harus mampu
berbicara di depan orang banyak. Keterampilan Public Speaking harus dikuasai
dengan skill yang handal. Apa itu Public Speaking?
Public Speaking diambil dari bahasa Inggris. Public yang
berarti masyarakat umum / khalayak. Speaking berarti berbicara. Jadi, Public Speaking adalah seni berbicara di depan orang banyak.
Pada situs Wikipedia mendefinisikan public speaking sebagai
“”the process and act of speaking to a group of people in a structured,
deliberate manner intended to inform, influence, or entertain a listening
audience.” Proses dan berbicara kepada sekelompok orang secara terstruktur guna
memberikan informasi, mempengaruhi, atau menghibur”. (sumber: http://www.komunikasipraktis.com/pengertian-public-speaking/, akses 14-01-2014)
(sumber gambar: http://rahmatsemesta.wordpress.com/2012/07/15/public-speaking-tips-tiga-pilar-utama/)
Seorang Public Speaking harus mampu mempengaruhi pendengar dengan menyampaikan informasinya dengan jelas. Bisa kita lihat pada gambar diatas adalah seorang mantan Presiden Indonesia, Soekarno. Dia mampu mempengaruhi pendengarnya (audiens) sehingga pendengar merasa "tersihir" oleh pidato-pidatonya.
Bagimana cara-cara menjadi Public Speaking yang handal? Adapun sebagai berikut:
1. OUTFIT – Busana yang Digunakan
Meliputi pakaian, sepatu,
aksesoris (topi, jilbab, bros, dasi, ikat pinggang, dll.) yang harus
disesuaikan dengan acara yang akan didatangi. Apakah acaranya formal,
semi-formal, atau casual? Jangan sampai kita salah kostum.
2. BODY LANGUAGE- Bahasa Tubuh disebut juga bahasa nonverbal.
Dalam keseharian, penggunaan bahasa nonverbal adalah 85%. Oleh sebab itu,
penggunaan bahasa tubuh sangat berpengaruh dalam menyukseskan (atau
menggagalkan) presentasi kita. Apa saja elemen-elemennya?
a. GESTURE
Gesture adalah semua gerakan tubuh kita: tangan, kaki, badan, kepala, dll. Gunakan
gesture yang menunjukkan respek kita terhadap audiens. Contoh yang mudah
misalnya jangan menunjuk (dengan jari telunjuk) kepada audiens tertentu,
hindari berkacak pinggang, jangan diam mematung – jangan pula terlalu banyak
bergerak yang tak perlu.
b. MIMIK WAJAH
Mimik sangat menggambarkan isi hati dan
suasana hati. Mimik wajah kita akan menggambarkan apakah kita tegang,
bersemangat, percaya diri, minder, atau bahkan sombong.
c. KONTAK MATA (Eye Contact)
Kontak mata adalah sarana untuk menciptakan keterikatan emosional antara pembicara dengan
audiens. Dengan kontak mata yang intens kepada audiens, mereka akan merasa
diajak bicara, merasa dihargai, dan merasa diperhatikan.
3. VOICE (Apa yang Didengar Audiens). Ada empat elemen utama yang menyokong aspek voice, yaitu:
a.TEMPO
Kecepatan Berbicara yang tepat akan membuat
penampilan kita menjadi hebat. Kita harus tahu kapan harus berbicara dengan tempo
cepat, medium, atau lambat. Berbicara terlampau cepat sepanjang pidato akan
membuat banyak poin penting terlewat dan intonasi kita menjadi tidak jelas.
Sebaliknya, kita pun tidak mau audiens terkantuk-kantuk karena tempo yang
terlampau lambat. Gunakan tempo medium, berikan tempo cepat sesekali bila
memang diperlukan, jangan lupa tetap menggunakan tempo yang agak lambat ketika
sampai pada hal yang penting.
b.INTONASI (Kejelasan Pengucapan)
Intonasi yang tepat akan
menghindarkan kita dari kesalahan tafsir. Selain itu audiens juga lebih mudah
menerima pesan apabila kita mengucap tiap kata dengan ejaan yang tepat.
Misalnya, jika kita ingin mengucapkan “tidak” ucapkan dengan benar: ti-dak.
Jangan mengucapkan ti-da. Sebaliknya, jika kita ingin mengucap kata “suka”,
ucapkanlah su-ka, jangan su-kak. Latihlah intonasi dengan mengucap alphabet
A,B,C……Z. Ingat! Bahasa kita mengenal huruf ‘c’ dengan intonasi ‘ce’ bukan ‘se’
, huruf ‘q’ dengan bunyi ‘qi’ bukan ‘kyu’, dan huruf ‘z’ dengan lafal ‘zet’
bukan ‘set’.
c.STRESSING & PAUSING (Penekanan dan Penjedaan)
Tidak semua
catatan harus digarisbawahi, begitu pula tidak sepanjang pidato harus diucap
berapi-api. Gunakan penekanan pada ide-ide pokok, sehingga audiens tahu mana
bagian penting dan mana yang penting banget. Manfaatkan pula jeda untuk membuat
audiens tertarik dan penasaran pada informasi yang ingin Anda sampaikan.
d.PRODUKSI SUARA
Biasakan memproduksi suara dengan pernapasan
perut setiap berbicara di depan umum. Pernapasan perut cenderung menghasilkan
suara yang stabil, bersih, bulat, dantidak membuat tenggorokan kita serak.
Bagaimana cara melatih suara perut? Gunakan teknik humming untuk latihan vokal.
Persis seperti latihan untuk menyanyi atau pemanasan sebelum berlatih teater.
4. DIKSI (Pemilihan Kata)
Selalu gunakan kata yang jelas,
tegas, dan mudah dimengerti. Hindari penggunaan istilah teknis dan mutakhir
apabila pemirsa kita heterogen. Apalagi menggunakan istilah yang sophisticated
hanya agar terlihat pintar. Fokus pada tujuan kita: pesan sampai dengan baik,
sehingga kita terpacu untuk memilih kata yang sederhana namun mengena.
5. YANG PERLU DIHINDARI
(1) ISU SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan) karena sangat sensitif (2) GUYONAN FISIK karena dapat melukai
perasaan orang lain (3) SAPAAN YANG TAK TEPAT Gunakan ” Silakan, bapak….
(mendekati sambil berekspresi menanyakan nama) Ya! Bapak Agung “. Jangan gunakan ” Ya, silakan bapak yang
yang agak botak di ujung kiri”. (4) KALIMAT PANJANG BERPUTAR MENGULAR 15 kata
per kalimat adalah batas wajar untuk suatu pesan agar mudah dimengerti. Lebih dari
itu, dibutuhkan tenaga ekstra untuk mencernanya.
(sumber: http://rahmatsemesta.wordpress.com/2012/07/15/public-speaking-tips-tiga-pilar-utama/, akses 14-01-2014)
Itulah cara-cara menjadi seorang Public Speaking, selamat mencoba dan tetap percaya diri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar